Thursday 2 March 2017

OPERASI TRISULA DI BLITAR SELATAN : Menghancurkan Usaha PKI untuk membangun kembali kekuatannya

  3 Juli 1968

Sesudah gagalnya pemberontakan G-30-S/PKI , pemimpin - pemimpin PKI yang belum tertangkap berusaha terus untuk mengkonsolidasikan dan membangun kembali partainya. Usaha itu dicantumkan dalam Tripanji Partai , dimana salah satu di antaranya ialah mempersiapkan pemberontakan tani bersenjata.

Sebagai persiapan ke arah pemberontakan itu mereka mendirikan SPR ( Sekolah Perlawanan Rakyat ) dan KKPR ( Kursus Kilat Perang Rakyat ) , serta membentuk kompro - kompro ( komite proyek ). Kompro - kompro dipersiapkan sebagai basis bagi kembalinya PKI , dan dari kompro - kompro tersebut PKI merencanakan untuk mengepung kota. Salah satu dari Kompro yang dianggap menguntungkan ialah kompro Blitar Selatan , suatu daerah yang terisolasi , bermedan baik untuk gerilya dan sejak zaman Hindia Belanda dulu menjadi saran gerombolan liar.

Selain mendirikan kesatuan - kesatuan Gerilya ( detasemen gerilya dan gerilya desa ) , dari kompro Blitar Selatan ini disebar kader - kader tamatan SPR dan KKPR ke daerah - daerah lain untuk menyusun kompro - kompro berikutnya. Setelah merasa cukup kuat, Kompro Blitar Selatan mulai mengadakan "prota" (Propaganda bersenjata) dalam bentuk penculikan , perampokan dan pembunuhan. 

Seorang Wartawan Luar Negeri sedang memperhatikan senjata - senjata yang digunakan oleh pemberontak  dalam Operasi Trisula        

 

Pada mulanya gerakan PKI gelap tersebut terluput dari pengamatan. Tetapi ketika mereka melakukan perampasan senjata dan pembunuhan terhadap beberapa anggota ABRI, gerakan itu kemudian terbongkar. 

Untuk menumpas gerakan tersebut dilancarkan operasi yang dimulai dengan operasi intelejen. Beberapa orang anggota ABRI ditempatkan sebagai pejabat kepala desa di daerah Blitar Selatan. Dari anggota - anggota ini diperoleh keterangan yang lebih banyak meskipun operasi Teritorial ini mulanya agak kurang berhasil , sebab masih ada di kalangan masyarakat yang bersimpati kepada PKI yang melakukan Gerakan 3T ( Tidak Tahu , Tidak Mengerti , Tidak Kenal ). Keterangan yang lebih lengkap lagi diperoleh setelah Letnan Kolonel Pratomo , bekas komandan Kodim Pandeglang , Jawa Barat ditangkap. dari Pratomo diketahui bahwa di Blitar Selatan berkumpul tokoh - tokoh PKI tingkat Central Comite dan Comite Daerah Besar Jawa Timur.

Operasi militer dilancarkan mulai tanggal 3 Juli 1968. Operasi itu disebut operasi Trisula dan dipimpin oleh Kolonel Witarmin dari Kodam VIII/Brawijaya. Dalam waktu satu setengah bulan , Operasi ini mendapat bantuan rakyat berhasil menggulung sisa - sisa kekuatan PKI di Blitar Selatan. O[erasi Trisula berhasil menangkap 850 orang tokoh PKI , 13 diantaranya tingkat Central Comite dan 12 orang tingkat Comite Daerah Besar Jawa Timur. Diantara yang tertangkap ialah Rewang , Munir , Sukatno ( bekas ketua Pemuda Rakyat ) dan Oloan Hutapea.

Dengan berhasilnya operasi di Blitar Selatan ini, maka dapatlah dicegah perembesan lebih lanjut gerakan PKI di Jawa Timur. Selesai Operasi Militer itu, dilancarkan operasi teritorial , terutama bertujuan menginsafkan rakyat yang tadinya terpengaruh PKI.

Pangdam VIII/Brawijaya Mayor Jend. M. Jasin (kanan) dan Komandan Operasi Trisula Kolonel Witarmin (kiri).dua orang tokoh yang memegang peranan dalam pelaksanaan Trisula

 

Selain di daerah Kodam VIII/Brawijaya , operasi penumpasan terhadap sisa - sisa PKI dilakukan pula di daerah Kodam VII/Diponegoro. Operasi itu disebut Operasi Kikis yang merupakan gabungan dari operasi intelejen , tempur , dan teritorial dengan daerah sasaran perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur di Pegunungan Kendeng dan Lawu. operasi Kikis berhasil menghancurkan kompro - kompro , sekolah perlawanan rakyat , dan menangkap 200 orang kader PKI.

Operasi lainnya dilancarkan di Purwodadi dengan sasaran menghancurkan kompro - kompro PKI Jawa Tengah , yang dimulai pada tanggal 1 Oktober 1968. Adanya kegiatan PKI di daerah ini tercium dalam bulan Maret 1968 ketika diketahui adanya pusat latihan mereka yang disebut STPR ( Sekolah Tentara dan Perlawanan rakyat ) 

Dengan dilancarkannya operasi - operasi pembersihan itu, sisa - sisa PKI kemudian memindahkan pusat kegiatan mereka ke daerah yang dikenal sebagai "Merapi-Merbabu Complex (MMC)". Dalam operasi yang dilancarkan ABRI di daerah MMC ini berhasil ditangkap antara lain Pono ( Supono Marsudidjojo ) , orang ketiga dalam biro khusus PKI.

alat komunikasi , administrasi , dokumentasi dll yang dipakai PKI dalam kegiatannya di Blitar Selatan dan berhasil dirampas dalam Operasi Trisula
Gerombolan PKI di Blitar Selatan yang memakai sistem gerilya Vietcong, yaitu dengan membangun ruba - ruba (bawah tanah) sebagai basis gerakan. tidak kurang dari 216 ruba yang ditemukan, 37 diantaranya buatan alam dan sisanya dibuat anggota PKI. tampak dalam gambar suasana dalam salah satu ruba dan didepan tampak wakil komandan Operasi Trisula letnan Kolonel B. Sasmito

 

Monumen Trisula di Kab. Blitar, Jawa Timur

 
Anggota Operasi Trisula yang siap melakukan Operasi    

1 comment:

  1. pemberontakan PKI Blitar berhasil ditumpas dalam operasi Trisula

    ReplyDelete

Super Kawaii Cute Cat Kaoani